Nama : Ita Mafajatul Aliyah
NIM : 2225150074
Jurusan : Pendidikan Matematika
1. Mengapa kita harus belajar filsafat...???
2. VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL
3. RELEFANSI FILSAFAT
4. Gambaran Muram Pendidikan
5. Mengartikan Suatu Filsafat
6. Sertifikat Seminar
7. Kesalahpahaman tentang Tujuan Filsafat
8. Ilmu di Zaman Revolusi Modern
9. Filsafat Bukan Sekadar Latihan Semantik
10. METODE MEMPELAJARI FILSAFAT
11. Pokok Pikiran Immanuel Kant
12. Komponen Kurikulum
13. Pengembangan Kurikulum
14. Aspek Psikomotorik Dalam Belajar
15. Aspek Afektif Dalam Belajar
16. Aspek Kogntif Dalam Belajar
17. Sikap Afektif Dalam Perwujudan Perilaku Belajar
18. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat Dalam Belajar
19. Berpikir Rasional dan Kritis Dalam Belajar
20. Inovasi Belajar
21. Kreatifitas Belajar
22. Perwujudan Perilaku Belajar
23. Konsep Diri
24. Faktor yang mempengaruhi belajar
25. Full Day School
26. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
27. Implementasi Kurikulum 2013
28. Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Psikologi Siswa
29. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya
30. Kesulitan belajar
31. Hambatan Belajar
32. Cinta
33. Dialog Adalah Komunikasi Dan Interkomunikasi
34. Dialog Sebagai Proses Pendidikan
35. Dominasi dunia melalui dialog
36. Hubungan Ilmu dengan Budaya
37. Kesadaran Sebagai Titik-Tolak, Proses Dan Titik- Tuju Pendidikan
38. Pemikiran Kritis
39. PERHUBUNGAN DIALOGIS
40. Proses Humanisasi sebagai titik-tolak dan titik-tuju pendidikan
41. Upaya dalam Inovasi Pendidikan
42. Tujuan pengajaran matematika
43. Tujuan Pendidikan: Suatu Tinjauan
44. Tujuan Inovasi Pendidikan
45. Tinjauan Kritis Dari Analisis Williams
46. Teori Perry
47. Sasaran Inovasi Pendidikan
48. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
49. Penilaian Teori Perry dan Alternatif-nya
50. Pandangan Etika
51. Metode Filsafat Pendidikan Islam
52. Masalah-masalah dan Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan
53. Macam-macam Absolutisme
54. Kedudukan epistemologis dan etika
55. Inovasi Pendidikan
56. Filsafat Pendidikan Islam
57. Filosofi Khusus Matematika
58. Apa Yang Anda Ketahui Tentang Filsafat Islam
59. Fenomenologi Sebagai Metode Ilmu
60. Tokoh-tokoh Fenomenologi
61. Jenis-Jenis Tradisi Fenomenologi.
62. Fenomenologi
63. Kelebihan dan Kekurangan Filsafat Fenomenologi
64. Susunan Ilmu Pengetahuan
65. Tiga Zaman Perkembangan Pemikiran Manusia
66. Agama Humanitas
67. Prinsip-Prinsip Keteraturan Sosial
68. Hukum Tiga Tahap
69. Perspektif Positivistik Tentang Masyarakat
70. Positivisme
71. Aliran Filsafat Perancis "Auguste Comte"
72. Filsafat Sosial Dan Sosiologi
73. Aliran Empirisme Filsafat
74. FILSAFAT MANUSIA
75. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
76. Faktor Internal yang Mempengaruhi Proses Belajar
77. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar
78. EKSISTENSIALISME
79. DUALISME
80. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya
81. Bahan Materiil Dan Formil Filsafat Sosial
82. Aliran Rasionalisme Filsafat
83. Perilaku Sosial Sebuah Kebenaran?
84. AGAMA DAN FILSAFAT
85. Awal Penciptaan Filsafat
86. MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
87. Macam-Macam Gangguan Kesehtan Mental
88. KONSEP KEHIDUPAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU
89. Kesehatan Mental Pada Anak
90. Kedudukan Filsafat Bagi Kehidupan Manusia
91. Mengimplementasikan Kurikulum 2013
92. IDEALISME
93. Hubungan Psikologi dengan Filsafat
94. Hubungan Filsafat dengan Agama
95. FILSAFAT VS PENDIDIKAN
96. Monisme
97. Objek Ilmu Filsafat
98. Permasalahan Pendidikan di Indonesia
99. PLURALISME
100. Psikologi Perkembangan dan Manfaatnya
101. Filsafat Sosial dan Ruang Ligkupnya
102. Teori-teori Perkembangan Peserta Didik
103. Awal Penciptaan Filsafat
104. MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
105. Macam-Macam Gangguan Kesehtan Mental
Sabtu, 15 Oktober 2016
Rabu, 12 Oktober 2016
Mengartikan Suatu Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata “philosophia” (bahasa Yunani), diartikan
dengan “mencintai kebijaksanan”.
Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah “philoshophy”, dan dalam bahasa Arab
disebut dengan istilah “falsafah”,
yang biasa diterjemahkan dengan “cinta
kearifan”. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa filsafat berarti
cinta kebijkasanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau
pecinta pengetahuan disebut dengan filsuf arau filosof.
Sumber filsafat adalah manusia,
dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang berusaha keras dengan
sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan akhirnmya memperoleh kebenaran.
Proses mencari kebenaran itu melalui
berbagai tahap. Tahap pertama manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang
semua hal. Tahap kedua, dari berbagai spekulasi disaring menjadi beberapa buah
pikiran yang dapat diandalkan. Tahap ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik
awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan pengetahuan yang didasari
kebenaran), kemudian berkembang sebgaia ilmu pengetahuan, seperti matematika,
fisika, hukum, politik, dan lain-lain.
Banayak para ahli yang mengartikan
tentang filsafat, banyak definisi, konsepdi, dan interpretasi mengenai filsafat
dari berbagai ahli yang merumuskan bahwa filsafat berhubungan dengan bentuk
kalimat yang logis dari bahasa keilmuan, dengan penilain, dengan perbincangan
kritis, pra anggapan ilmu, atau dengan ukuran baku tindakan. Setiap filosof
dari suatu aliran filsafat membuat perumusannya masing-masing agar cocok dengan
kesimpulanya sendiri. Berbagai perumusan itu tidak serta merta dapat dikatakan
bahawa yang satu benar dan yang lainnya salah.
Menurut hemat saya filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaaan
dengan segala sesuatu sehingga dikatakan sebagai mother of science. Filsafat berisikan materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan
hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta
berpikir secara rasional logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Dengan
kata lain, filsafat tersebut bukan hanya sebuah kajian yang sebtas pada ilmu
saja(science of science), tetapi
filsafat dapat diperhunakan untuk memberikan inspirasi dan aspirasi dalam
mencari solusi pemecah masalah yang di hadapi manusia. Dengan bantuan ilmu
filsafat akan ditemukan cara atau solusi yang paling elegan guna dapat
memecahkan persoalan yang rumit, yang mungkin tidak bisa diselesaikan dengan
bantuan disiplin lain.
Banyak persoalan yang bisa didekati
melalui bantuan filsafat ini, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
teoritis, paradigma, dan pandangan (view),
perkembangan ilmu pengetahuan (knowledge),
perkembangan pemikiran (ratio), kajian
ilmiah (scientific), masalah-masalah
yang berkaitan dengan kebijakan (policy),
peraturan (rules), keputusan (judgment), perundang-undangan, dan
lain-lain. Kesemuanya sangat membutuhkan pandangan dan bantuan dari ilmu
filsafat. Dengan bantuan filsafta, segala persoalan yang muncul dapat dikaji
lebih mendalam, utuh, sistematis, dan fleksibel, karena memang pada dasarnya
filsafaty ingin menyelesaikan permasalahan secara lebih mendalam, kritis,
rasionla, logis, dan tuntas sampai ke akar-akarnya (radikal).
Manusia sebagai makhluk yang
istimewa, yang memiliki potensi ruh, jiwa, dan akalnya manusia mampu menjadi
makhluk yang lebih mulia kedudukannya dari makhluk lainnya. Dengan akalnya
manusia mampu berfikir, bernalar, dan memahami diri serta lingkungannya,
berefleksi tentang bagaimana ia sebaguu seorang manusia memandang dunianya (world views) dan bagaimana ia menata
hidupnya (life skill). Karena
kemampuan dalam menggunakan nalarnya, manusia dapat mengembangkan pengetahuan
dengan baik. Dan salah satu bidang keilmuan yang membelajar manusia untuk dapat
mengoptimalkan akalnya adalah filsafat. Filsafat adalah sebuah disiplin ilmu
logis yang membutuhkan refleksi dan pemikiran sistematis logis dengan secara
aktif menggunakan intelek dan rasio.
Pada zaman modern seperti sekarang
ini yang menjadi penyebab timbulnya filsafat adalah karena adanya kesangsian.
Apa yang dimaksud dengan sangsi? Sangsi itu setingkat di bawah percaya dan
setingkat di atas tidak percaya. Apabila manusia menghadapi suatu pertanyaan,
mungkin ia akan percaya atau tidak percaya.
Salah satu bentuk syukur kita
terhadap anugerah besar tersebut asalah memanfaatkan dan mendayagunakan segala
potensi yang dimiliki manusia, terutaman potensi akal. Pendayagunaan akal
tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran filsafat. Karena dengan filsafat
kita sebagai manusia mampu berpikir, bernalar, dan memahami diri serta
lingkungannya, dan berefleksi tentang bagaimana kita sebagai seorang manusia
memandang dunia dan menata kehidupan yang lebih baik dan optimal.
Persoalannya adalah banyak orang
yang enggan untuk belajar filsafat. Penyebabnya adalah karena adanya anggapan
bahwa filsafat adalah salah satu ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami. Padahal
sesengguhnya tidak, belajar filsafat bisa sangat menyenangkan, sebagaimana
dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (2002: 46) bahwa munculnya anggapan mempelajari
filsafat itu susah, dikarenkan adanya kesalahan dalam memulai mempelajari ilmu
tersebut. Beliau menyarankan, mulailah terlebih dahulu mempelajari pengantar
filsafat, lalu ketahuilah sistematikanya, setelah itu barulah Anda membaca
buku-buku filsafat. Filsafat tidak sulit karena filsafat adalah pemikiran. Dan
setiap orang memiliki alat untuk berpikir.
Mengapa kita harus belajar filsafat...???
Seiring
dengan kelangsungan hidup manusia, dimana manusia membutuhkan makanan, tempat
tinggal dan lain-lain agar manusia tetap hidup dan mampu beraktivitas
sebagaimana mestinya. Dan seiring berjalannya waktu, setiap orang pasti
bertanya “mengapa saya harus makan? Mengapa saya harus belajar? Mengapa saya
harus bekerja? Mengapa saya harus melakukan ini dan itu?”, pertanyaan-pertanyaan
tersebut menjadi pertanyaan yang
filosofis dan menjadi pertanyaan yang umum ditanyakan oleh setiap orang.
Semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan ilmu pengetahuan, nilai dan
kehidupan. Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut dibutuhkan ilmu yang mampu
mmengulasnya, yaitu dengan mengetahui makna dan arti penting filsafat.
Kata
filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata phylos dan sophia. Philos
artinya cinta yang sangat mendalam dan
sophia artinya kearifan atau kebajikan.
Jadi arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadap kearifan atau kebajikan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat
mendalam sampai ke akar-akarnya. Dalam
pengertian lain filsafat diartikan sebagai interpretasi atau evaluasi terhadap
apa yang penting atau apa yang berarti dalam kehidupan. Filsafat dapat
dipelajari secara akademis, diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang
sangat mendalam sampai ke akar-akarnya (radial)
mengenai segala sesuatu yang ada (wujud). Filsafat mencoba mengajukan suatu konsep
tentang alam semesta secara sistematis dan inklusif dimana manusia berada di
dalamnya. Oleh karena itu, filosof lebih sering menggunakan intelegensi yang
tinggi dibandingkan dengan ahli sains dalam memecahkan masalah-masalah
hidupnya. Para ahli berpendapat mengenai arti filsafat, diantaranya yaitu :
1. Menurut
Plato (472SM – 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur nurid Socrates dan
guru Aritoteles, mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berminta
mencapai kebenaran yang asli.
2. Menurut
Aristoteles (384 Sm – 322 SM) mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran, yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas
segala benda)
3. Menurut
Immanuel Kant (1724 – 1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat,
mengatakan bahwa filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu “apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab
oleh metafisika); “apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika); “ sampai
dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).
Filsafat
diartikan sebagai science of science, dimana tugas utamanya memberi analisis
secara kritis terhadap asumsi-asumsi dan konsep-konsep sains, mengadakan
sistematisasi atau pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat
mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan menjadikan
suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia yang memiliki peran yang
sangat penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini
manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan. Kearifan merupakan buah yang dihasilkan
filsafat dari usaha mencapai
hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan, dan menentukan implikasinya baik
yang tersurat maupun tersirat dalam kehidupan.
Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren tentang suatu
bidang tertentu atas realitas/ kenyataan. Artinya, terdapat perbedaan yang
mendasar antara pengetahuan (knowledge) dengan ilmu pengetahuan (science)
yaitu, bahwa pengetahuan lebih berkarakteristik spontan sedangkan ilmu
pengetahuan lebih sistematis. Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan
yang sangat erat dan tak terpisahkan. Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan,
filsafat mencakup segala pengetahuan, karena filsafat merupakan ibu dari suatu
ilmu apapun dan merupakan suatu pengetahuan yang metodis,sistematis dan
koheren.
Yang
membedakan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan adalah bahwa filsafat
mencakup segala macam pengetahuan dan mempelajari segala bentuk realitas,
sedangkan ilmu pengetahuan hanya membatasi wilayahnya dengan hanya membahas
satu realitas tertentu saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat merupakan
induk dari segala ilmu atau mather scientiarium. Filsafat merupakan inti dari
pandangan hidup seseorang terhadap suatu ilmu. Kenapa disebut sebagai mother of
science? Karena dari ilmu filsafat tersebut seseorang akan mengembangkan ilmu
yang ada. Melalui filsafat dia akan mengetahui banyak hal yang sebelumnya belum
terungkap dalam teori. Filsafat akan mengembangkan wawasan seseorang akan
hal-hal yang baru, bahkan ddapat muncul ilmu-ilmu baru. Pada intinya, filsafat
akan menambah wawasan seseorag sehingga akan menimbulkan hal-hal baru bahkan
akan muncul ilmu-ilmu baru dari pengembangan wawasan ilmu filsafat tersebut. Jadi,
tanpa filsafat tak akan ada lahir ilmu-ilmu yang dapat kita pelajari saat ini.
Rabu, 05 Oktober 2016
VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan
memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan bangsa ini terutama di
Indonesia. Pendidikan dapat mempengaruhi
dan merubah kelangsungan hidup seseorang dan memberikan peluang untuk
meningkatkan mutu kehidupan seseorang. Untuk mendapatkan tingkat mutu kehidupan
yang lebih baik, pendidikan senantiasa harus di perbaharui dan harus mengikuti
zaman. Betapa pentingnya suatu pendidikan, disadari atau tidak pendidikan dapat
merubah seseorang menjadi lebih beradab, berakhlak dan berbudi pekerti. Dengan
demikian pendidikan dalam arti luas, berperan sangat penting dalam proses
trasformasi individu atau masyarakat.
Dalam
mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik maka di butuhkanlah suatu visi dan
misi pendidikan nasional. Visi Pendidikan Nasional adalah “Terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tentangan zaman yang selalu berubah”.
Dalam Visi pendidikan nasional disebutkan bahwa terwujudnya pendidikan nasional
sebagai pranata sosial.
Menurut Soerjono Soekanto, menyatakan bahwa pranta
sosial merupakan himpunan dari norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
Menurut
Cohen, menyatakan pranata sosial adalah suatu sistem pola-pola sosial yang
tersusun rapi dan relatif bersifat permanen serta mengadukan perilaku tertentu
yang kukuh dan terpadu demi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.
Pendidikan sebagai pranata sosial artinya pendidikan dijadikan sebagai pedoman
masyarakat dalam bertingkah laku atau bersikap dalam usaha memenuhi kebutuhan
hidupnya, memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial,
serta dijadikan sebagai wadah untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Kata “Berwibawa” artinya pendidikan nasional mampu mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun pada saat ini, karakter bangsa Indonesia sudah
mulai luntur seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Bisa
kita jumpai banyak siswa/siswi yang berperilaku tidak pantas kepada guru,
sampai-sampai guru masuk kedalam gerigi besi akibat ulah peserta didiknya. Dan
banyak sekali kasus yang terjadi anak diantaranya pembunuhan, pergaulan bebas,
narkoba, tawuran dan masih banyak lagi. Ini membuktikan bhawa visi pendidikan
nasional yang bertujuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
masih belum bisa terselenggara dengan baik.
Visi pendidikan nasional yang selanjutnya ialah untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tentangan zaman yang selalu
berubah. Dengan pendidikan kita sebagai warga Negara Indonesia diharapkan
menjadi manusia yang berkembang baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri,
dan proaktif dalam menanggapi suatu permasalahan sebagai suatu tuntutan zaman. Pendidikan
mampu membentuk generasi yang berkualitas yang nantinya akan menjadi agen
perubahan atau agent of change yang akan membawa harum Indonesia sehingga bisa
bersaing dengan Negara-negara lain.
Namun, pada kenyataannya banyak warga negara
Indonesia yang pintar, kreatif dan berkualitas yang mampu membuat suatu
produk-produk inovasi malah dipandang oleh sebelah mata. Justru terkadang malah
mereka lebih dihargai dan dipandang ketika mereka berada di luar negeri. Contoh,
BJ HABIBIE, beliau adalah orang yang pintar, kreatif, hebat dan memiliki produk
inovasi yang menguntungkan bagi Indonesia malah pada mulanya beliau kurang
dihargai, namun setelah beliau ke luar negeri dan terkenal disana barulah
Indonesia sadar bahwa hal tersebut itu sangat penting.
Pendidikan di Indonesia ini sebenarnya sudah mampu
menciptakan generasi-generasi yang berkualitas dan proaktif yang mampu menjawab
semua tantangan zaman, namun terkadang warga Negara Indonesia lebih memilih
untuk menetap di luar negeri daripda di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya penghargaan terhadap orang-orang yang mampu merubah Indonesia menjadi
Negara yang lenih baik lagi. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran penting
dalam menjawab semua permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia ini. Karena
dengan pendidikan lah dapat merubah seseorang menjadi orang yang benar.
Artinya, mampu merubah dan membentuk manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi pendidikan
nasional ini dibutuhkan kerjasana dari berbagai pihak, bukan hanya tenaga
pendidik saja tapi deluruh aspek baik lingkungan dan peran pemerintah
Langganan:
Postingan (Atom)