Rabu, 12 Oktober 2016

Mengartikan Suatu Filsafat

 Kata filsafat berasal dari kata “philosophia” (bahasa Yunani), diartikan dengan “mencintai kebijaksanan”. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah “philoshophy”, dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah “falsafah”, yang biasa diterjemahkan dengan “cinta kearifan”. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijkasanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pecinta pengetahuan disebut dengan filsuf arau filosof.
            Sumber filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dan akhirnmya memperoleh kebenaran.
            Proses mencari kebenaran itu melalui berbagai tahap. Tahap pertama manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang semua hal. Tahap kedua, dari berbagai spekulasi disaring menjadi beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan. Tahap ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan pengetahuan yang didasari kebenaran), kemudian berkembang sebgaia ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, hukum, politik, dan lain-lain.
            Banayak para ahli yang mengartikan tentang filsafat, banyak definisi, konsepdi, dan interpretasi mengenai filsafat dari berbagai ahli yang merumuskan bahwa filsafat berhubungan dengan bentuk kalimat yang logis dari bahasa keilmuan, dengan penilain, dengan perbincangan kritis, pra anggapan ilmu, atau dengan ukuran baku tindakan. Setiap filosof dari suatu aliran filsafat membuat perumusannya masing-masing agar cocok dengan kesimpulanya sendiri. Berbagai perumusan itu tidak serta merta dapat dikatakan bahawa yang satu benar dan yang lainnya salah.
            Menurut hemat saya filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaaan dengan segala sesuatu sehingga dikatakan sebagai mother of science. Filsafat berisikan materi maupun  immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, filsafat tersebut bukan hanya sebuah kajian yang sebtas pada ilmu saja(science of science), tetapi filsafat dapat diperhunakan untuk memberikan inspirasi dan aspirasi dalam mencari solusi pemecah masalah yang di hadapi manusia. Dengan bantuan ilmu filsafat akan ditemukan cara atau solusi yang paling elegan guna dapat memecahkan persoalan yang rumit, yang mungkin tidak bisa diselesaikan dengan bantuan disiplin lain.
            Banyak persoalan yang bisa didekati melalui bantuan filsafat ini, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teoritis, paradigma, dan pandangan (view), perkembangan ilmu pengetahuan (knowledge), perkembangan pemikiran (ratio), kajian ilmiah (scientific), masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan (policy), peraturan (rules), keputusan (judgment), perundang-undangan, dan lain-lain. Kesemuanya sangat membutuhkan pandangan dan bantuan dari ilmu filsafat. Dengan bantuan filsafta, segala persoalan yang muncul dapat dikaji lebih mendalam, utuh, sistematis, dan fleksibel, karena memang pada dasarnya filsafaty ingin menyelesaikan permasalahan secara lebih mendalam, kritis, rasionla, logis, dan tuntas sampai ke akar-akarnya (radikal).
            Manusia sebagai makhluk yang istimewa, yang memiliki potensi ruh, jiwa, dan akalnya manusia mampu menjadi makhluk yang lebih mulia kedudukannya dari makhluk lainnya. Dengan akalnya manusia mampu berfikir, bernalar, dan memahami diri serta lingkungannya, berefleksi tentang bagaimana ia sebaguu seorang manusia memandang dunianya (world views) dan bagaimana ia menata hidupnya (life skill). Karena kemampuan dalam menggunakan nalarnya, manusia dapat mengembangkan pengetahuan dengan baik. Dan salah satu bidang keilmuan yang membelajar manusia untuk dapat mengoptimalkan akalnya adalah filsafat. Filsafat adalah sebuah disiplin ilmu logis yang membutuhkan refleksi dan pemikiran sistematis logis dengan secara aktif menggunakan intelek dan rasio.
            Pada zaman modern seperti sekarang ini yang menjadi penyebab timbulnya filsafat adalah karena adanya kesangsian. Apa yang dimaksud dengan sangsi? Sangsi itu setingkat di bawah percaya dan setingkat di atas tidak percaya. Apabila manusia menghadapi suatu pertanyaan, mungkin ia akan percaya atau tidak percaya.
            Salah satu bentuk syukur kita terhadap anugerah besar tersebut asalah memanfaatkan dan mendayagunakan segala potensi yang dimiliki manusia, terutaman potensi akal. Pendayagunaan akal tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran filsafat. Karena dengan filsafat kita sebagai manusia mampu berpikir, bernalar, dan memahami diri serta lingkungannya, dan berefleksi tentang bagaimana kita sebagai seorang manusia memandang dunia dan menata kehidupan yang lebih baik dan optimal.

            Persoalannya adalah banyak orang yang enggan untuk belajar filsafat. Penyebabnya adalah karena adanya anggapan bahwa filsafat adalah salah satu ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami. Padahal sesengguhnya tidak, belajar filsafat bisa sangat menyenangkan, sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (2002: 46) bahwa munculnya anggapan mempelajari filsafat itu susah, dikarenkan adanya kesalahan dalam memulai mempelajari ilmu tersebut. Beliau menyarankan, mulailah terlebih dahulu mempelajari pengantar filsafat, lalu ketahuilah sistematikanya, setelah itu barulah Anda membaca buku-buku filsafat. Filsafat tidak sulit karena filsafat adalah pemikiran. Dan setiap orang memiliki alat untuk berpikir. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar