Sabtu, 24 Desember 2016

Monisme



Monisme (monism) berasal dari kata Yunani yaitu monos (sendiri, tunggal) secara istilah monisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa unsur pokok dari segala sesuatu adalah unsur yang bersifat tunggal/ Esa. Unsur dasariah ini bisa berupa materi, pikiran, Allah, energi dll. Bagi kaum materialis unsur itu adalah materi, sedang bagi kaum idealis unsur itu roh atau ide. Orang yang mula-mula menggunakan terminologi monisme adalah Christian Wolff (1679-1754). Dalam aliran ini tidak dibedakan antara pikiran dan zat. Mereka hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Ibarat zat dan energi dalam teori relativitas Enstein, energi hanya merupakan bentuk lain dari zat.Atau dengan kata lain bahwa aliran monisme menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan yang fundamental.
Adapun para filsuf yang menjadi tokoh dalam aliran ini antara lain: Thales (625-545 SM), yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah satu subtansi yaitu air. Pendapat ini yang disimpulkan oleh Aristoteles (384-322 SM) , yang mengatakan bahwa semuanya itu air. Air yang cair itu merupakan pangkal, pokok dan dasar (principle) segala-galanya. Semua barang terjadi dari air dan semuanya kembali kepada air pula. Bahkan bumi yang menjadi tempat tinggal manusia di dunia, sebagaian besar terdiri dari air yang terbentang luas di lautan dan di sungai-sungai. Bahkan dalam diri manusiapun, menurut dr Sagiran, unsur penyusunnya sebagian besar berasal dari air. Tidak heran jika Thales, berkonklusi bahwa segala sesuatu adalah air, karena memang semua mahluk hidup membutuhkan air dan jika tidak ada air maka tidak ada kehidupan.
Sementara itu Anaximandros (610-547 SM) menyatakan bahwa prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang disebutnya sebagai apeiron yaitu suatu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan dan tidak ada persamaannya dengan suatu apapun. Berbeda dengan gurunya Thales, Anaximandros, menyatakan bahwa dasar alam memang satu akan tetapi prinsip dasar tersebut bukanlah dari jenis benda alam seperti air. Karena menurutnya segala yang tampak (benda) terasa dibatasi oleh lawannya seperti panas dibatasi oleh yang dingin. Aperion yang dimaksud Anaximandros, oleh orang Islam disebutnya sebagai Allah. Jadi bisa dikatakan bahwa pendapat Anaximandros yang mengatakan bahwa terbentuknya alam dari jenis yang tak terbatas dan tak terhitung, dibentuk oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini pula yang dikatakan Ahmad Syadali dan Mudzakir (1997) bahwa yang dimaksud aperion adalah Tuhan.
Anaximenes (585-494 SM), menyatakan bahwa barang yang asal itu mestilah satu yang ada dan tampak (yang dapat diindera). Barang yang asal itu yaitu udara. Udara itu adalah yang satu dan tidak terhingga. Karena udara menjadi sebab segala yang hidup. Jika tidak ada udara maka tidak ada yang hidup. Pikiran kearah itu barang kali dipengaruhi oleh gurunya Anaximandros, yang pernah menyatakan bahwa jiwa itu serupa dengan udara. Sebagai kesimpulan ajaranya dikatakan bahwa sebagaimana jiwa kita yang tidak lain dari udara, menyatukan tubuh kita. Demikian udara mengikat dunia ini menjadi satu. Sedang filsuf moderen yang menganut aliran ini adalah B. Spinoza yang berpendapat bahwa hanya ada satu substansi yaitu Tuhan. Dalam hal ini Tuhan diidentikan dengan alam (naturans naturata).

Objek Ilmu Filsafat



Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus, namun demikian untuk memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu, maka diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus dalam mempelajari objek-objek yang ada dan terkait dengan filsafat ilmu, untuk itu didalam mempelajari filsafat ilmu terdapat dua objek, yaitu objek material dan objek formal filsafat ilmu.
Objek Material adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Sedangkan objek formal filsafat adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya atau sudut pandang dari mana objek material itu di sorot. Objek formal filsafat juga diartikan sebagai hakikat ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Maka Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat ilmu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah).
Perbedaan objek material dan objek formal filsafat adalah bahwa Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan. baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.  Sedangkan objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak. Selain itu Objek material filsafat ilmu bersifat universal, yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris, yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok yaitu Hakekat Tuhan, hakekat Alam dan hakekat manusia.
Dari beberapa perbedaan pengertian diatas pada dasarnya kedua objek filsafat ilmu tersebut menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri, substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli. Pada dasarnya filsafat atau berfilsafat bukanlah sesuatu yang asing dan terlepas dari kehidupan sehari-hari, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkin serta dapat difikirkan bisa menjadi objek filsafat apabila selalu dipertanyakan, difikirkan secara radikal guna mencapai kebenaran. Dapat dibayangkan betapa luas dan mencakupnya objek filsafat baik dilihat dari substansi masalah maupun sudut pandangnya terhadap masalah, sehingga dapat disimpulkan bahwa objek filsafat adalah segala sesuatu yang terwujud dalam sudut pandang dan kajian yang mendalam (radikal). Dan untuk memudahkan mempelajarinya para ahli membagi objek-objek filsafat ilmu tersebut kedalam objek material dan objek formal filsafat ilmu.

Permasalahan Pendidikan di Indonesia



Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Negara Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Dan untuk kemampuan membaca, Negara Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia. Ini merupakan ciri bahwa negara Indonesia tidak serius untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini juga dapat disebabkan karena peran pemerintah yang belum maksimal.
Semakin tertinggalnya pendidikan bangsa ini dari bangsa-bangsa lain harusnya membuat kita termotivasi untuk memperbaiki diri. Banyak masalah pendidikan yang muncul semakin kompleks seiring dengan berkembangnya zaman. Untuk terlaksananya mutu pendidikan yang berkualitas, tak lepas dari peran pemerintah. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan  kualitas pendidikan  di Indonesia rendah dan peran pemerintah dalam mengatasinya, antara lain yaitu:
1.     Rendahnya kualitas sarana fisik
Banyak sekali lembaga pendidikan di Indonesia yang tidak layak digunakan. Banyak pula sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, atau bahkan masih ada lembaga pendidikan yang belum memiliki gedungnya sendiri, kepemilikan dan penggunaan media belajar yang rendah, serta buku perpustakaan yang tidak lengkap. Dalam mengatasinya pemerintah Indonesia setiap tahunnya telah berusaha meningkatkan anggaran untuk pendidikan.
2.    Rendahnya kualitas guru
Keadaan guru di Indonesia juga memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalsime yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Dalam mengatasi masalah ini pemerintah mulai aktif dalam pemberian bekal, penyuluhan, lokakarya dan sebagainya untuk meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia
3.    Rendahnya kesejahteraan guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempengaruhi peran dalam membuat kualitas pendidikan di Indonesia. Mengapa kesejahteraan guru menjadi hal yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Indonesia? Hal ini penting dan berpengaruh jika kesejahteraan seorang pengajar belum terpenuhi, maka kemungkinan besar akan sulit bagi pengajar untuk menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik dengan optimal karena motivasi mereka dalam mengajar menjadi berkurang. Oleh karena itu Pemerintah mengatasi masalah ini dengan memberikan tunjangan sertifikasi yang diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran juga dalam kesejahteraan.
4.    Rendahnya prestasi siswa
Dengan masalah-masalah di atas, pencapaian prestasi siswa pun menjadi kurang memuaskan. Maka cara pemerintah dalam mengatasinya adalah dengan memberikan dan meningkatkan motivasi siswa. Pemerintah setiap tahunnya selalu meningkatkan standar kelulusan minimal yang harus dicapai siswa. Hal ini dimaksudkan, dengan naiknya standar kelulusan minimal siswa dapat lebih rajin dan lebih giat lagi dalam belajar untuk encapai standar tersebut.
5.    Mahalnya biaya pendidikan
“pendidikan bermutu itu mahal”. Kalimat ini menyatakan bahwa untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.  Untuk masalah ini, pemerintah telah merencanakan program BOS (Bantuan Operasional Siswa). Dengan BOS, pendidikan di Indonesia dapat dinikmati oleh semua kalangan. Saat ini juga telah banyak lembaga-lembaga yang memberikan beasiswa untuk siswa yang berprestasi yang tidak mampu. Dengan adanya bantuan dari pemerintah ini, dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa itu sendiri.
6.    Masalah kurikulum
Kurikulum pendidikan di Indonesia dari segi pengajaran, kurang mengarahkan peserta didik untuk nantinya jika lulus  agar dapat menciptakan sesuatu yang baru. Hal ini dapat membentuk kepribadian yang konsumtif. Untuk mengatasi masalah kurikulum, pemerintah telah berusaha untuk mengganti kurikulum yang dianggap kurang tepat dan kurang efesien. 
Dapat disimpulkan bahwa agar kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah maupun dari masyarkat sebagai pelaku dan penikmat pendidikan. Peran pemerintah dan masyarakat sangat diharapkan, hal ini karena agar tercipta suatu hubungan timbal balik yang baik antar pemerintah dan masyarakat. Pemerintah juga harus bisa meningkatkan birokrasi Negara ini agar semua kebijakan yang diambil menyangkut peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dapat berjalan dengan lancar dan dapat meminimalisir hambatan yang mungkin akan muncul.
 

PLURALISME



Pluralisme (Pluralism) berasal dari kata Pluralis (jamak). Aliran ini menyatakan bahwa realitas tidak terdiri dari satu substansi atau dua substansi tetapi banyak substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam semesta pada dasarnya tidak memiliki kesatuan, kontinuitas, harmonis dan tatanan yang koheren, rasional, fundamental.
Didalamnya hanya terdapat pelbagi jenis tingkatan dan dimensi yang tidak dapat diredusir. Pandangan demikian mencangkup puluhan teori, beberapa diantaranya teori para filosuf yunani kuno yang menganggap kenyataan terdiri dari udara, tanah, api dan air. Dari pemahaman di atas dapat dikemukakan bahwa aliran ini tidak mengakui adanya satu substansi atau dua substansi melainkan banyak substansi, karena menurutnya manusia tidak hanya terdiri dari jasmani dan rohani tetapi juga tersusun dari api, tanah dan udara yang merupakan unsur substansial dari segala wujud.
Para filsuf yang termasuk dalam aliran ini antara lain: Empedakles (490-430 SM), yang menyatakan hakikat kenyataan terdiri dari empat unsur, yaitu api, udara, air dan tanah. Anaxogoras (500-428 SM), yang menyatakan hakikat kenyataan terdiri dari unsur-unsur yang tidak terhitung banyaknya, sebab jumlah sifat benda dan semuanya dikuasai oleh suatu tenaga yang dinamakannodus yaitu suatu zat yang paling halus yang memiliki sifat pandai bergerak dan mengatur.

Psikologi Perkembangan dan Manfaatnya



Dalam kehidupan, dari waktu ke waktu manusia (makhluk hidup) mengalami suatu perkembangan, entah itu dalam fisik atau psikologinya. Dimana dalam kehidupan sehari-hari perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan, sedangkan pada nonfisik dinamakan perkembangan psikologis. Perkembangan psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan tertentu yang muncul pada diri manusia.
Psikologi merupaka suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Psikologi menempatkan manusia sebagai objek kajiannya. Manusia sendiri adalah makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi manusia yang demikian, maka secara jelas, yang menjadi objek kajian psikologi secara modern adalah manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Setelah diketahui tentang perkembangan dapat diuraikan beberapa definisi psikologi perkembangan. psikologi perkembangan, yaitu suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang baik yang menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
Banyak manfaat mempelajari psikologi perkembangan, karena seseorang dapat mehamami dan meramalkan perilaku diri sendiri maupun orang lain, sebab sejaitnya manusia selalu mengadakan komunikasi dengan orang lain disekitarnya. Manfaat tersebut diantaranya untuk mengetahui tingkah laku individu, sesuai apa tidak dengan tingkat usia atau perkembangannya, untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase perkembangannya, untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu, agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak, dan khusus untuk guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak, terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Psikologi sangat berperan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga psikologi mempunyai banyak fungsi, diantaranya untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku, kodrat, tabiat atau pribadi manusia sehingga berbagai masalah sosial dapat dipecahkan. Dengan psikologi kita lebih mengenal diri sendiri dan orang lain sehingga kita dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang lain.