Sabtu, 24 Desember 2016

Teori-teori Perkembangan Peserta Didik



1. Teori Nativisme
Teori ini dipelopori oleh Arthur Scopenhaur (Jerman, 1788-1860). Aliran nativisme berpandangan bahwa segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya jika ayahnya pintar maka kemungkinan besar anaknya juga pintar. Para penganut aliran ini berpandangan bahwa bayi itu lahir sudah membawa pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawan yang dibawa sejak lahir. Menurut teori ini lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam memengaruhi perkembangan anak.
2.    Teori Empirisme
Teori ini dipelopori oleh Jhon Locke (Inggris 1704-1932). Aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan. Teori ini sejalan dengan teori “tabularasa” dimana anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Aliran ini tidak mengakui pembawaan atau potensi yang dibawa sejak lahir. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian seorang pendidik memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar peserta didiknya.
3.    Teori Konvergensi
Teori ini dipelopori oleh William Stern (Jerman, 1871-1939), Teori ini berpandangan bahwa bakat atau keturunan maupun lingkungan keduanya memainkan peranan penting bagi perkembangan individu. Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar