Kita bisa
menghubungkan teori Perry terhadap filsafat matematika.Adapun Filosofi
umum matematika, secara eksplisit dapat dinyatakan dan terbuka bagi debat publik.
Disini kami akan mempertimbangkan filosofi khusus matematika yang mana bersifat
privat dan teori implisit, kecuali pemikiran tersebut dinyatakan secara
eksplisit dan dipublikasikan. Perbedaan antara pengetahuan objektif dan
subjektif dibuat diantara yang lainnya (Polanyi, 1958), dia adalah seorang yang
berpendapat bahwa pentingnya peran dalam memenuhi janji kepada pengetahuan
individu menawarkan dorongan dalam bentuk sesuatu.
Menerapkan teori Perry terhadap filosofi khusus matematika dalam pandangan.
matematika dapat dibedakan sesuai ketiga tingkat tersebut.Pertama, dalam pandangan
dualistik terhadap matematika, bahwa ia menganggap matematika berhubungan
dengan fakta, aturan, prosedur yang benar dan kebenaran sederhana yang
ditentukan oleh para ahli secara mutlak. Matematika dipandang sebagai sesuatu yang tetap
dan pasti, tetapi memiliki struktur yang unik. Mengerjakan matematika sama
dengan mengikuti aturan yang sudah ada.
Matematika dalam pandangan multiplistik adalah
mengakui adanya berbagai jawaban dan cara untuk memecahkan suatu masalah dalam
matematika, namun tetap di anggap valid atau tergantung dari prefensi individu.
Tidak semua kebenaran dalam matematika itu cara dan penerapannya diketahui,
jadi hal ini dapat memungkinkan kita dalam berkreativitas dalam matematika dan
penerapannya. Bagaimanapun, kriteria untuk memilih cara multiplistik itu
kurang.
Pandangan relativitas terhadap
matematika mengakui adanya berbagai jawaban dan pendekatan terhadap pemecahan
masalah dalam matematika dan dalam mengevaluasi tergantung pada kaidah
matematika atau dalam seluruh konteks. Demikian juga bahwa pengetahuan
matematika adalah pemahaman yang tergantung pada kaidah atau kerangka yang
dianut dan terutama dalam logika inner matematika dengan menyediakan prinsip
serta kriteria dalam penilaian.
Kami akan berlanjut kepada hubungkan tingkatan
pandangan matematika terhadap berbagai jenis filosofi matematika, termasuk umum
dan khusus. Perbedaan utama dari filosofi matematika adalah antara absolutisme
dan fallibilisme. Aliran pola pikir absolutisme mengakui bahwa pengetahuan
matematika bersifat pasti, tapi tetap berdasarkan alasan yang rasional untuk
menerima (atau menolak). Pengetahuan matematika terbentuk karena adanya
filsafat dengan cara menerapkan logika dalam teori matematika. Filosofi ini
juga mengakui adanya pendekatan yang beragam dan solusi yang mungkin untuk
memecahkan masalah matematika, bahkan jika ada kebenaran yang mutlak. Beberapa
filosofi umum dan sistem kepercayaan seperti relativistik karena dievaluasi
dengan berdasarkan kepada kaidah atau kerangka. Hal ini juga berlaku pada filosofi
fallibilisme
Namun, diluar pola pikir dan pemikiran pribadi,
hal ini dikatakan sempit dalam filosofi khusus matematika. Keduanya yang
dibedakan adalah daeri segi absolutist. Pertama, pandangan dualistik terhadap
matematika seperti kumpulan fakta yang benar dan metode yang tepat mengenai
kebenaran yang ditetapkan oleh para ahli. Perspektif ini menekankan pada antara
kebenaran yang mutlak dengan kepalsuan, kebenaran dengan ketidakbenaran, dan
hal tersebut memang unik dalam pengetahuan matematika. Pandangan tersebut
disebut juga dengan pandangan ‘instrumental’ dalam matematika. Hal itu telah dikenali dalam penelitian empiris yang dilakukan oleh (Cooney
dan jones, 1988 Ernest, 1989a; Oprea dan Stonewater, 1987; dan Thompson, 1984).
Pandangan tersebut akan disebut dengan pandangan 'absolut dualistik' dari
matematika.
Kedua,
dalam pandangan Multiplistikmemandang bahwa matematika sebagai kumpulan fakta
yang tidak dipertanyakan aturan dan metode, tetapi tidak memandang bahwa jawabannya harus ditentukan
secara mutlak. Jadi dalam matematika ada pluralitas ‘jawaban’, sudut pandang atau
evaluasi berkenaan dengan situasi atau pilihan permasalahan matematis yang
serupadan pilihan tersebut dapat dibuat sesuai dengan preferensi si
pemegangkeyakinan.
Pandangan seperti ini dapat ditujukan untuk Benny, dalam studi
kasus Erlwanger (1973), yang memandang matematika sebagai suatu massa aturan
(tidak konsisten), yang dipilih berdasarkan preferensi atau kegunaan. Skovsmose
(1988) menunjukkan bahwa penggunaan unreflective matematika dalam pemodelan
matematika adalah bersifat pragmatis, dan dapat berwujud seperti filsafat.
Ormell (1975) melaporkan pandangan banyak ilmuwan dan teknisi yang
menyatakan bahwa matematika merupakan kumpulan alat yang digunakan saat
diperlukan, seperti kotak hitam (black box) 'yang kerjanya tidak diselidiki’. Pandangan
tersebut merupakan pandangan Multiplistik, karena mereka mengakui adanya berbagai
jawaban dan metode dalam menerapkan matematika, tetapi tidak ada alasan atas
pilihan rasional. Pemilihan alternatif dibuat sesuai dengan pandanganindividu atau
atas dasar pragmatis dan kegunaan. Pandangan ini disebut sebagai absolutisme
multiplistic,
Dalam
pandangan Relativisme mencakup subjektif dari filosofi absolutisme umum. Sebagaimana
yang telah
kita lihat, tingkatan tersebut terdiri dari absolutis formal (misalnya logisisme dan
formalisme) dan absolutis progresif (misalnya intuisionisme) filsafat
matematika. Filsafat matematika yang Fallibilist, seperti 'kuasi-empirisme
dan sosial konstruktivisme'-nya juga relativistik karena kebenaran mereka
(corrigibilit/yang dapat diperbaiki) meskipun dinilai dalam kerangka kerja
seperti sistem matematika informal atau teori aksiomatis. Pengetahuan dalam
filsafat
fallibilist juga dievaluasi dalam hubungannya dengan konteks yang lebih luas
dari aktivitas manusia dan budaya. Filosofi fallibilist ini bersifat
Relativistikkarena mereka mengakui banyaknya pendekatan dan solusi yang mungkin
untuk masalah matematika, namun mengharuskan pengetahuan matematika dievaluasi dalam
kerangka berprinsip.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar