Dalam arti yang sempit, sikap adalah pandangan atau
kecenderungan mental. Menurut Bruno (dalam Syah, 2010: 118), sikap (attitude)
adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya
sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan
cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai
dengan munculnya kecederungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju
dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
Tingkah laku afektif adalah sikap yang menyangkut
keanekaragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci, was-was, dan sebagainya (dalam Syah, 2010: 119). Tingkah laku seperti
ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga
dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar. Seorang siswa misalnya,
dapat dianggap sukses secara afektif dalam belajar agama apabila ia telah
menyenangi dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran agama yang ia pelajari,
lalu menjadikannya sebagai “sistem nilai diri”. Kemudian, pada gilirannya ia
menjadikan sistem nilai ini sebagai penuntun hidup, baik dikala suka maupun
duka (Darajad dalam Syah, 2010: 120).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar