Rabu, 07 Desember 2016

Aspek Kogntif Dalam Belajar



Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah.Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom (1956) yang diurutkan secara hierarki piramidal. Sistem klarifikasi Bloom sebagai berikut:
1.   Pengetahuan (knowledege)
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi bloom.Aspek ini disebt juga aspek ingatan (recall). Dalam jenjang kemampuan ini, seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebgainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini antara lain benar-salah, menjodohkan, isian atau jawaban singkat, dan pilihan ganda.
2.   Pemahaman (comprehension)
Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan bentuk lain. Bentuk soal yang digunakan untuk kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.
Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:
1)    Menerjemahkan (translation)
Pengertian meerjemahkan di sini bukan hanya pengalihan arti dari bahasa yang satu ke bahasa lain, melainkan pula konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata ke dalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan.
2)    Menginterprestasikan (interpretation)
Kemapuan ini meliputi kemampuan mengenal dan memahami.Misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik, atau gambar-gambar lainnya dan diminta untuk ditafsirkan.
3)    Mengekstrapolation (extrapolation)
Kemampuan ini menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Misalnya terdapat soal sebagai berikut: 2-4-6-8-10-..-.. . siswa diminta mengisi dua bilangan yang merupakan kelanjutan dari deret tersebut.
3.   Penerapan (application)
Dalam jenjang kemampuan ini, siswa dituntutkesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi dimana ide, metode, dan lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak demikian maka kemampan yang diukur bukan lagi penerapan ingatan semata-mata.Pengukuran kemampuan ini menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving).Melalui pendekatan ini, siswa dihadapkan dengan suatu masalah, entah riil atau hipotesis, yang perlu dipecahkan dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.Dengan demikian, penguasaan aspek ini sudah tentu harus didasari aspek pemahaman yang mendalam tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tersebut. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur aspek penerapan antara lain pilihan ganda dan uraian.
4.   Analisis (analysis)
Dalam jenjang kemampuan ini, siswa dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya.Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian. Kemampuan analisi diklasifikasikan atas tiga kelompok, yaitu:
1)    Analisis unsur
Dalam analis unsur diperlukan kemampuan merumuskan asumsi-asumsi dan mengidentifikasi unsur-unsur penting dan dapat membedakan anatar fakta dan nilai.
2)    Analisis hubungan
Analis hubungan menuntut kemampuan mengenal unsur-unsur dan pola hubungannya.
3)    Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
Analisis jenis ini menuntut kemampuan menganalisa pokok-pokok yang melandasi suatu organisasi misalnya menentukan falsafah pengarang dari isi buku yang ditulisnya.
5.   Sintesis (syntesis)
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa:
1)    Tulisan
2)    Rencana atau mekanisme
Dengan sintesis dapat pula dibuat suatu rencana atau mekanisme kerja. Semakin baik sintesi itu dibuat akan semakin baik pula rencan atau mekanisme kerja itu. Sintesis dapat pula dibuat dengan bentuk menghubungkan –hubungkan konsep-konsep yang sudah ada. Misalnya menghubung-hubungkan berbagai teori tentang suatu masalah tertentu (listrik, magnet, atau sebagainya)
6.   Penilaian (evaluation)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan suatu kritea tertentu.Siswa mampu mengembangkan kriteria, standar, atau ukuran untuk mengevaluasi sesuatu.misalnya menugaskan siswa mengembangkan kriteria untuk mengevaluasi program pengajaran dalam hal efektivitas dan efisiensinya.
Kriteria untuk mengevaluasi dapat bersifat intern dan ekstern.Kriteria intern ialah yang berasal dari situasi atau keadaan yang dievaluasi sendiri, sedangakn kriteria ekstern ialah yang berasal dari luar situasi atau keadaan yang dinilai itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar