Jumat, 09 Desember 2016

PERHUBUNGAN DIALOGIS



Perhubungan dialogis merupakan situais belajar yang esesial bagi proses mengrtahui. Perhunbungan dialogis adalaha komunikasi dan interkomunikasi antara orang-orang yang kebal terhadap birokratisasi kesadaran dan terbuka untuk penemuan dan untuk mengetahui lebih banyak (FREIRE, 1970: 77, 89-92). Melalui dialog, guru tidak lagi hanya mengajar, tetapi berperan juga sebagai seorang pembelajara yang sejajar sama dengan siswa belajar malalui dialog. Guru yang memurid serta muri ayng mengguru. Mereka mejadi secara bersam bertanggung jawa untuk sebuah proses yang menumbuhkan semua orang berkembang. Dalam proses ini, argumentasi-argumentasi yang didasarkan atas “otoritas” tidak sahih sama sekali; agar berfungsi, otoritas harus demi kebebasan, tidak bertentangan dengan kebebasan (Horton anf Freire, (1990: 181). Disini, tidak seorang pun mengajari yang lainnya, juga tidak seorang pun mengajari diri sendiri. Orang-orang saling mengajari, dimediasi oleh dunia, oleh objek-objek yang dapat dikognisi, yang dalam pendidikan banking system “dimiliki” oleh guru (Shor abd Freire 1987: 33; Freire: 13-15). Perhubungan dialogis diatas, menolak bahwa guru dalam proses pembebasan adalah seorang illuminator (pemberi cahaya) dan siswa adalah penerima iluminasi (Shor and Freire, 1987: 49). Yang diiluminsi adalah realitas, illuminators adalah guru dan siswa, agen0agen yang berupaya mengiluminasi realitas. Guru lebih banyak memiliki instrument analisi untuk digunkan dalam proses iluminasi relaitas. Karena itu, bersamaan dengan mengajar, guru hendaknya belajar bersama siswa yang belajar, mencari penerangan-penerangan (iluminasi) realitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar