Perhubungan dialogis merupakan situais belajar
yang esesial bagi proses mengrtahui. Perhunbungan dialogis adalaha komunikasi
dan interkomunikasi antara orang-orang yang kebal terhadap birokratisasi
kesadaran dan terbuka untuk penemuan dan untuk mengetahui lebih banyak (FREIRE,
1970: 77, 89-92). Melalui dialog, guru tidak lagi hanya mengajar, tetapi
berperan juga sebagai seorang pembelajara yang sejajar sama dengan siswa
belajar malalui dialog. Guru yang memurid serta muri ayng mengguru. Mereka
mejadi secara bersam bertanggung jawa untuk sebuah proses yang menumbuhkan
semua orang berkembang. Dalam proses ini, argumentasi-argumentasi yang
didasarkan atas “otoritas” tidak sahih sama sekali; agar berfungsi, otoritas
harus demi kebebasan, tidak bertentangan dengan kebebasan (Horton anf Freire,
(1990: 181). Disini, tidak seorang pun mengajari yang lainnya, juga tidak
seorang pun mengajari diri sendiri. Orang-orang saling mengajari, dimediasi
oleh dunia, oleh objek-objek yang dapat dikognisi, yang dalam pendidikan banking system “dimiliki” oleh guru
(Shor abd Freire 1987: 33; Freire: 13-15). Perhubungan dialogis diatas, menolak
bahwa guru dalam proses pembebasan adalah seorang illuminator (pemberi cahaya)
dan siswa adalah penerima iluminasi (Shor and Freire, 1987: 49). Yang
diiluminsi adalah realitas, illuminators adalah guru dan siswa, agen0agen yang
berupaya mengiluminasi realitas. Guru lebih banyak memiliki instrument analisi
untuk digunkan dalam proses iluminasi relaitas. Karena itu, bersamaan dengan
mengajar, guru hendaknya belajar bersama siswa yang belajar, mencari
penerangan-penerangan (iluminasi) realitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar