Sabtu, 24 Desember 2016

Mengimplementasikan Kurikulum 2013



Secara sederhana implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Implementasi kurikulum berarti menempatkan kurikulum sebagai acuan proses pembelajaran dan untuk memprediksi hasil pembelajaran. Peran guru sangat besar dalam implementasi k-13. Karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam proses belajar.
Pendidikan yang hendak dicapai harus direncanakan melalui kurikulum pendidikan. Oleh karena itu kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan. Akan tetapi kurikulum Dalam pendidikan, kurikulum adalah salah satu komponen penting yang sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Tujuan bukan satu-satunya alat untuk meningkatkan pendidikan. Namun, guru juga menjadi pendukung utama agar kurikulum secara signifikan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Sedangkan kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap, yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan yang dinamis.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap atau perilaku. Sedangkan basis perubahan kurikulum 2013 terdiri dari dua komponen besar, yakni pendidikan dan kebudayaan. Kedua elemen tersebut harus menjadi landasan agar generasi muda dapat menjadi bangsa yang cerdas tetapi berpengetahuan dan berbudaya serta mampu berkolaborasi dan berkompetisi dikancah internasional. Salah satu perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang telah disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, yakni pendekatan scientific. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan tiga model pembelajaran diantaranya adalah problem based learning, project based learning, dan discovery learning.
Dalam kurikulum 2013, guru mengalami kesulitan dengan sistem penilaian autentik yang dinilai terlalu rumit. Karena di dalam penilaian tersebut guru harus melakukan tiga set penilaian terhadap siswa, antara lain penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan. Masing-masing set penilaian masih dijabarkan lebih banyak, misalkan set penilaian sikap yang terdiri atas penilaian observasi (kedisiplinan, kejujuran, peduli lingkungan, dsb), penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan penilaian jurnal. Sistem penilaian yang banyak dan rumit tersebut harus diterapkan guru pada masing-masing siswa, per mata pelajaran, dan per kompetensi dasar. Selain itu Guru juga banyak yang salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, tetapi pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
Di tahun 2016 ini, kurikulum 2013 masih menjadi sorotan dan menuai beragam kritik, utamanya menyangkut implementasi yang dinilai masih banyak kekurangan yaitu sulitnya mengubah mindset guru, perubahan proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered, masih banyak guru yang merasa kesulitan menerapkan pendekatan scientific dalam mengajar, budaya membaca dan meneliti masih rendah, kurangnya penguasaan teknologi informasi dan kecenderungan guru yang lebih banyak menekankan aspek kognitif padahal semestinya guru juga harus memberikan porsi yang sama pada aspek afektif dan psikomotorik. Banyak guru yang belum mau menjadi manusia pembelajar. Padahal seorang guru dituntut untuk terus menambah pengetahuan dan memperluas wawasan, terlebih setelah diberlakukannya k-13. Dalam pelaksanaannya, dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini banyak ditemui beberapa keluhan guru. Karena tak semua guru itu ditatar atau mendapat perhatian yang sama.
Itulah beberapa keluhan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan lesson study ataupun workshop yang membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013. Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu melalui lesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota lesson study. Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik. Selanjutnya guru juga perlu melakukan kegiatan Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.
Menurut saya kurikulum 2013 mungkin akan sukses apabila ada perubahan mindset para guru dalam proses pembelajaran. Dari proses pembelajaran teacher centered learning (TCL) dimana pembelajaran berpusat pada guru menjadi proses pembelajaran student centered learning (SCL) dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif tersebut hanya mungkin terwujud bila mindset guru telah berubah. Mengubah mindset guru seperti itu tidak mudah, karena sudah berpuluh-puluh tahun guru mengajar dengan model TCL, tidak mudah bila tiba-tiba guru harus berubah menjadi fasilitator dan motivator. Mengubah mindset guru itu lah yang menjadi PR bagi kita selaku calon guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Kegagalan mengubah mindset guru akan menjadi sumber kegagalan implementasi kurikulum 2013. Akan tetapi masalahnya adalah perubahan mindset guru tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat melainkan butuh waktu bertahun-tahun. Oleh karena itu untuk mengubah mindset tersebut harus dilakukan secara terus-menerus dengan cara mendorong guru untuk terus belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar