mustahil ada dialog tanpa adanya komunikasi. Komunikasi adalah inti dari
fenomena dialog. Selama komunikasi tidak ada subjek-subjek yang pasif.
Subjek-subjek memperlihatkan kemampuannya untuk merangsek-menerobos- menyatu
terhadap onjek dari pemikiran mereka yang mengkomunikasikan isi yang kaya dan
bermakna. Komunikasi dikarakterisasi oleh fakta bahwa ini adalah dialog, dalam
hal ini dialog adalah berkomunikasi. Dalam berhubungan antara komunikasi dan
dialog subjek-subjek yang terlibat dalam dialog mengekspresikan diri mereka
sendiri melalui sistem tanda-tanda linguistic secara sadar. Agar tindakan
komunikasi berhasil, harus terdapat kesesuaian antara subjek-subjek yang
berkomunikasi secara timbal balik. Yakni ekspresi verbal dari salah satu subjek
harus dipahami dalam kerangka acuan yang bermakna bagi subjek lainnya. Jika
kesepakatan terhadap tanda-tabda linguistik iji digunakan untuk mengekspresikan
objek yang dimaksud tidak ada, maka di antara subjek-subjek ini tidak akan
dapat ada pemahaman dan komunikasi menjadi tidak mungkin. Karena itu pemahaman
dan komunikasi terjadi secara serempak, bukan hal yang terpisah satu sama
lainnya. Sama kelirunya adalah konsepsi yang menganggap tugas pendidikan sebagai
sebuah tindakan men-transmisi atau sebagai exstension sistematis pengetahuan.
Tugas pendidik bukan menetapkan diri sendiri berperan menyebarkan
“komunike-komunike”, akan tetapi membangun komunikasi yang dialogis, dialog
yang intensionalitas, sadar terhadap objek, dan kaya makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar