Kata kreativitas
berasal dari “create” yang
berarti pandai mencipta. Dalam
pengertian yang lebih
luas, kreativitas berarti
suatu proses yang tercermin
dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas berfikir.
Menurut Hurlock (2005:
4), “Kreativitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan komposisi, produk,
atau gagasan apa saja
yang pada dasarnya
baru dan sebelumnya
tidak dikenal pembuatannya”.
Menurut Conny Semiawan dalam
bukunya Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Di Sekolah Menengah, (1990:7),
kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan
menetapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri
kogniif (aptitude) seperti kelancaran, keluwesan, (fleksibelitas) dan keaslian
(orisinalitas) dalam pemikiran maupun ciri-ciri afekif (non-aptitude) seperti
rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari
pengalaman baru.
Menurut Clark Moustakas
sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar (2002:24) dalam bukunya Membangun Bakat
Dan Kreativitas Anak Sekolah menyatakan bahwa “Kreativitas Adalah Pengalaman
Mengekspresikan Dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.”
Utami Munandar
dalam Nana Syaodih
(2005:104) memberikan rumusan
tentang kreativitas sebagai berikut:Kreativitas
adalah kemampuan: a)
untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan
data, informasi atau
unsur yang ada,
b) berdasarkan data atau
informasi yang tersedia,
menemukanbanyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah
pada kualitas, ketepatgunaan
dan keragaman jawaban, c)
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam
berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
Supriyadi (1994:20)
mengemukakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Hal ini senada
dengan pendapat Semiawan
(1997:19) yang mengemukakan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan
untuk memberikan gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Rhodes yang
dikutip dalam Utami
Munandar (2002:25)
menganalisis lebih dari
40 definisi tentang
kreativitas menyimpulkan
bahwa pada umumnya
kreativitas dirumuskan dalam
istilah pribadi (person), proses
(process), dorongan (press),
dan produk (product). Rhodes menyebut
keempat jenis definisi
kreativitas ini sebagai Four P’s
of Creativity. Berikut beberapa definisi tentang kreativitas menurut para
pakar:
1. Pribadi
Menurut Hulbeck “creativity is
an imposing of
one’s own whole personality on the environment in a
unique and characteristic way”. Tindakan
kreatif muncul dari
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan
lingkungannya. Definisi tentang
kreativitas yang juga menekankan
aspek pribadi diberikan
Sternberg dalam “three facet model
of creativity”, yaitu
“kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
2. Proses
Definisi tentang
proses kreatif dari
Torrance pada dasarnya menyerupai
langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu: “The process
of (1) sensing
difficulties, problem, gaps in information, missing
elements, something asked;
(2) making guesses and
formulating hypotheses about these deficiencies; (3 )evaluating and
testing these guesses
and hypotheses; (4) possibly
revising and retesting
them; and finally
(5) communicating the results”
Definisi Torrance
ini meliputi seluruh
proses kreatif dan
ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil.
Wallas dalam Nana Syaodih (2005:105) mengemukakan ada 4 tahap perbuatan atau
kegiatan kreatif, yaitu:
a.
Tahap persiapan atau preparation, merupakan
tahap awal berisi kegiatan pengenalan
masalah, pengumpulan data
informasi yang relevan, melihat
hubungan antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada,
tetapi belum sampai
menemukan sesuatu, baru menjajagi kemungkinan-kemungkinan.
b.
Tahap pematangan atau
incubation, merupakan tahap menjelaskan, membatasi,
membandingkan masalah. Dengan proses
inkubasi atau pematangan
ini diharapkan ada pemisahan mana hal-hal
yang benar-benar penting
dan mana yang
tidak, mana yang relevan dan mana yang tidak.
c.
Tahap pemahaman atau illumination, merupakan
tahap mencari dan menemukan
kunci pemecahan, menghimpun
informasi dari luar untuk
dianalisis dan disintesiskan, kemudian
merumuskan beberapa keputusan.
d.
Tahap pengetesan atau verification, merupakan tahap mentes dan membuktikan hipotesis, apakah keputusan
yang diambil itu tepat atau tidak.
3. Produk
Definisi yang berfokus pada
produk kreatif menekankan orisinalitas, seperti
definisi dari Barron
yang menyatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan
untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu
yang baru.” Begitu pula menurut Haefele
“kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi-kombinasi baru yang
mempunyai makna sosial.” Definisi Haefele ini menekankan bahwa suatu
produk kreatif tidak hanya harus
baru tetapi juga
diakui dan bermakna.
Amabile mendefinisikan kreativitas sebagai produksi suatu respons atau
karya yang baru dan sesuai dengan tugas yang dihadapi.
4. Pendorong
Definisi keempat
menekankan kreativitas pada
faktor press atau dorongan, baik dorongan internal (dari
diri sendiri berupa keinginan dan
hasrat untuk menciptakan
dan bersibuk diri
secara kreatf) maupun dorongan
eksternal dari lingkungan
sosial dan psikologis. Definisi Simpson
merujuk pada aspek
dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif yang dirumuskan
sebagai “the initiative that one manifers
by his power
to break away
from the usual sequence of thought”. Menurut Amabile kreativitas
tidak hanya bergantung pada keterampilan
dalam bidang dan
berfikir kreatif, tetapi
juga pada motivasi intrinsik
(pendorong internal) untuk
bersibuk diri dalam bekerja, dan
pada lingkungan sosial
yang kondusif (pendorong eksternal).
D.N. Perkins
dalam Zaleha Ishab
(2008:54) juga mengemukakan
bahwa kreativitas tidak hanya
bergantung pada satu
sifat saja, tetapi melibatkan banyak komponen. Komponen
tersebut antara lain:
1. Berpikir kreatif melibatkan sisi estetik dan
standar praktis.
2. Berpikir kreatif bergantung pada perhatian
terhadap tujuan dan hasil.
3. Berpikir
kreatif lebih banyak
bergantung kepada mobilitas
daripada kepada kelancaran.
4. berpikir kreatif tidak hanya objektif tetapi
juga subjektif.
5. berpikir
kreatif lebih banyak
bergantung kepada motivasi
intrinsik daripada motivasi ekstrinsik.
Campbell (2001:17)
mengartikan kreativitas
sebagai kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru,
berguna dan dapat dimengerti. Baru
diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, dan
mengejutkan. Berguna diartikan
sebagai lebih enak,
lebih praktis, mempermudah, mendorong, mengembangkan,
mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,
mendatangkan hasil yang baik.
Sedangkan dapat dimengerti
diartikan hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau
sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti,
tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
Ø
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
belajar siswa
Kesempatan untuk belajar
kreatif ditentukan oleh banyak factor antara lain sikap dan minat siswa, guru
orang tua, lingkungan rumah dan kelas atau sekolah, waktu, uang dan bahan-bahan
(Conny Seniawan, dkk. 1990).
Menurut Amabile (1989) dalam
Munandar (2004: 113-114) .Ada beberapa factor yang mempengaruhi kreaitvitas
belajar siswa :
a. Sikap orang tua terhadap kreativitas anak
b. Strategi mengajar guru
Faktor-faktor
diatas dijelaskan sebagai berikut:
a. Sikap orang tua terhadap kreativitas anak
Sudah lebih dari tiga puluhh
tahun pakar psikologis mengemukakan bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan
erat dengan kreativitas anak jika kita menggabung hasil penelitian dilapangan
dengan ori-teori penelitian laboratorium mengenai kreativitas dengan
teppsikologis kita mepperoleh petunjuk bagaimana sikap orang tua secara
langsung mempengaruhi kreativitas anak mereka.
Menurut Amabile (1989 : 103)
menegaskan ada bahwa ada beberapa faktor yang menentukan kreativitas anak ialah
:
• Kebebasan
Orang tua yang percaya untuk
memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak
otoriter, tidak selalu mau mengawasi dan mereka tidak terlalu membatasi
kegiatan anak.
• Aspek
Anak yang kreatif biasanya
mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan
kemampuan mereka danmengharagai keunikan anak
• Kedekatan
emosional yang sedang
Kreativits anak dapat dihambat
dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan dan
terpisah
• Prestasi Bukan
Angka
Orang tua anak kreatif
menghargai prestsi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baikknya
dan menghsilkan karya-karya yang baik.
• Menghargai
Kreativitas
Anak yang kreatif memperoleh
dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.
b. Strategi
mengajar guru
Dalam kegiatan mengajar
sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi khusus yang dapat meningkatkan
kreativitas.
• Penilaian
1. Memberi umpan
balik berarti dari pada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas
2. Melibatkan siswa
dalam menilai pekerjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka
3. Penekanan terhadap
“apa yang telah kamu pelajari” dan bukan pada “bagaimana melakukannya”.
• Hadiah
Anak senang menerima hadiah dan
kadang-kadang melakukan segala sesuatu untuk memperolehnya. Hadiah yang terbaik
untuk pekerjaan yang baik adalah kesempatan menampilkan dan mempresentasekan
pekerjaan sendiri dan pekerjaan tambahan.
• Pilihan
Sebisa mungkin berilah
kesempatan kepada anak memilih apa yang nyaman bagi dia selama hal itu sesuain
dengan ketentuan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar