Sabtu, 24 Desember 2016

Kesehatan Mental Pada Anak



Menuru KBBI edisi ketiga cetakan tahun 2007, mental adalah sesuatu yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Contoh: bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan, melainkan juga pembangunan mental.
Menurut James Draver memaknai, mental yaitu “Revering to the mind”, maksudnya adalah sesuatu yang berhubungan dengan pikiran  itu sendiri. Kata mental diambil dari Bahasa Latin yaitu kata mens atau metis yang memiliki arti jiwa, nyawa, sukma, roh, dan semangat. Dengan demikian, mental adalah hal-hal yang berkaitan dengan psiko atau kejiwaan  yang dapat memepengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi individu merupakan cerminan dari kondisi atau suasana mental.
Beberapa ahli menafsirkan kesehatan dengan maksud dan arti yang berbeda, berikut pengertian kesehatan menurut beberapa ahli dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) serta menurut WHO dan UU No.23 tahun 1992:
1)        Neuman (1982)
Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko-sosio-cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, norma dan resisten dari penyakit atau kelemahan.
2)        Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama (1983)
Kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhiyah, dan sosial’ yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah SWT yang wajib di syukuri dengan mengamalkan tuntutanNya, dan memelihara serta mengembangkannya
3)        Menurut UU No.23 Tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
4)        Parkins (1938)
Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang mempengaruhinya
5)        Paune (1983)
Sehat adalah fungsi efektf dari sumber-sumber perawatan diri (self care resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care action) merupakan pengetahuan keterampilan dan sikap. Self care action merupakan prilaku yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
6)        White (1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
7)        WHO (1947)
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas .
Kesehatan mental bukan berarti mengalami penyakit atau gangguan mental, melainkan manusia mampu kembali ke kehidupan sebelum dia mengalami tekanan berat dalam hidupnya. Artinya kita tidak melihat kesehatan mental dari sudut pandang penyakit mental atau gangguan mental saja, tetapi mulai melihat kesehatan mental dari sudut pandang positif. Maka teori tentang diatesis-stress yang menyebutkan bahwa stress, ketegangan, atau beban hidup yang ditangggung oleh manusia dalam hidupnya akan memengaruhi status kesehatan mental dan fisik seseorang.
Kesehatan mental pada anak juga dapat mempengaruhi proses belajarnya. Ketika seorang anak mengalami kesulitan dan ia tidak dapat menyesuaikan diri atau menyelesaikan masalahnya, maka anak akan mengalami kecemasan, ketakutan , dan tidak dapat bergaul baik dengan sesamanya. Faktor  kesehatan mental pada anak biasanya terjadi dari internal ataupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor dari diri anak sendiri yang kurang terbuka dan pendiam, sulit mengutarakan masalahnya, sedangkan faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lingkungan, bagaimana ia menyesuaikan diri dengan teman-temannya, apabila anak tidak  dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya, anak tersebut bisa dikucilkan dari pergaulan atau terkesan menjadi anak pendiam. Keadaan inilah yang harus diatasi setiap guru dan orang tua, agar kesehatan mental anak senantiasa seimbang sehingga proses belajarnya pun dapat berjalan dengan baik.

1 komentar:

  1. Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.

    BalasHapus