Rabu, 07 Desember 2016

Aspek Afektif Dalam Belajar



Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan ranah afektif terbagi lima kategori :
1.    Menerima (receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemuan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan kelas, musik, baca buku, dan sebagainya).Hasil belajar jenjang ini dimulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada samai kepada minat khusus dari pihak siswa.
2.    Menjawab (responding)
Jenjang ini berhubungan dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemampuan untuk menjawab atau kepuasan dalam menjawab.
3.    Menilai (valuing)
Jenjang ini berhubungan dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu.Jenjang ini dimulai dari hanya sekadar penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi (menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif).
4.    Organisasi (organization)
Jenjang ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan konflik diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal.Hasil belajar jenjang ini berhubungan dengan konseptualisasi suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap individu untuk memperbaiki hubungan-hubungan manusia) atau dengan organisasi suatu sistem nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memnuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan ekonomis maupun pelayanan sosial).
5.    Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a value or value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik.Hasil belajar jenjang ini meliputi tingkah laku siswa menjadi ciri khas atau karakteristik siswa itu.

Tabel 2 Bloom’s Taxonomy Learning Domain – The Affective Domain (1964)
Level
Kategori
Paparan prilaku
Contoh-contoh kegiatan pembelajaran Serta bukti-bukti hasil belajar yang diukur/dinilai
kata kunci (Kata kerja yang menggambarkan aktivitas pembelajaran
1
Menerima
Terbuka untuk penglaman, kemauan untuk mendengarkan
Mendengarkan guru atau pelatih, menaruh perhatian terhadap sesi atau pengalaman belajar, membuat catatan atau bergiliran, menyediakan waktu untuk pengalaman belajar, berpartisipasi pasif.
Bertanya, mendengarkan, fokus, mengunjungi, mengambil bagian, mendiskusikan, mengenali, mendengar, terbuka untuk, mempertahankan, mengikuti, melakukan, merasa, membaca, berkonsentrasi.
2
Melaporkan (Report)
Bereaksi dan berpartisipasi aktif.
Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok, partisipasi aktif dalam kegiatan, menaruh  inat pada dampak, antusias dalam bertindak, bertanya dan mengembangkan gagasan, mengusulkan penafsiran.
bereaksi, menanggapi, mencari kejelasan, menafsirkan, mengklasifikasi, membuktikan acuan dan contoh yang lain, berkontribusi, bertanya, menyajikan, mengutip, menjadi bergairah atau bersemangat, membantu tim, menuliskan, melakukan.
3
Menilai (Value)
Menyepakati nilai-nilai dan menyatakan pendapat pribadi.
Menetapkan gagasan yang bermanfaat dan relevan, mengalami, menerima atau berkomitmen terhadap pendirian atau tindakan khusus.
Berargumen, menantang, berdebat, membuktikan kesalahan, berkonfrontasi/menentang, mempertimbangkan, membujuk, mengkritik.
4
Mengorganisasikan atau menyusun konsep nilai-nilai (Organize or conceptualise values)
Rekonsiliasi konflik internal, mengembangkan sistem nilai.
Menilai atau memperhitungkan pandangan pribadi, menyatakan posisi dan alasan personal, menyatakan kepercayaan.
Membangun, mengembangkan, merumuskan, mempertahankan, memodifikasi, menghubungkan, memprioritaskan, melakukan rekonsilasi, mempertentangkan, menyusun, membandingkan.
5
Internalisasi dan menentukan ciri-ciri nilai (Internalise or caracteries values)
Menerima sistem kepercayaan dan filsafat
Kepercayaan diri, berlaku konsisten terhadap sekumpulan nilai personal.
Bertindak, menujukkan, mempengaruhi, menyelesaikan, mempraktikan.

Sumber
Daryanto. 2005. Evaluasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung Persada Press.
Jaali, Haji. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar