Dialog-dialog kritis akan
membangkitkan kesadaran kritis manusia, menghidupkan hati, memacu pikiran, dan
membentuk karakter manusia yang aktif-transformatif. Dialog-dialog akan
membentuk manusia yang mampu mengenggam dunia, Freire (2005:56) menegaskan : “Human beings did not start naming A! F! N!
They started by freeing the hand, grasping the world.” Karena dialog adalah
sebuah perjumpaan anatar manusia yang hendak menamai dunia, lalu kemudian
mengenggamnya, dialog harus dibangun melalui kata sejati yang otentik, bukan
kata yang dicopy dari pihak lain, yang justru akan merusak esensi dialog.
Dialog adalah sebuah tindakan kreasi; ia bukan suatu instrument yang lihai
untuk melakukan dominasi pembisuan. “Dominasi yang implisit dalam dialog adalah
dominasi dunia oleh para peserta dialog; dialog adalah penakluk dunia untuk
pembebasan umat manusia” (Freire, 1970: 89). “Dialog adalah kreatif dan
rekreatif. Bhakan dibandingkan dengan pekrjaan menulis buku sendirian, dengan
dialog anda merekreasika diri anda sendiri dengan tingkatam yang lebih besar”
(Freire, 1987: 3).
Dialog merupakan salah satu faktor
yang dapat mendominasi dunia. Betapa tidak, dengan dialog kita mampu mengenal
orang satu sama lain, dapat mengkomunikasikan tujuan yang ingin kita capai,
dapat menjalin hubungan dengan orang lain dan masih banyak lagi. Dengan dialog
kita bisa berkomuniasi satu sama lain. Dan di dalam dunia pendidikan dialog
merupakan hal yang sangat penting karena di dalam proses belajar mengajar
dialog antara guru dan siswa harus berjalan dengan baik dan benar, agar dalam
proses penyampaian materi tidak menimbulkan persepsi yang berbeda-beda.
Sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat mudag di serap oleh
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar