Sabtu, 24 Desember 2016

Macam-Macam Gangguan Kesehtan Mental



a.     Gangguan Perasaan
Gangguan perasaan sebagai indikator masalah kesehatan mental pada peserta didik meliputi beberapa hal berikut:
1.    Perasaan sedih tak berdaya.
2.    Sering marah-marah atau bereaksi yang berlebihan terhadap susuatu.
3.    Perasaan tak berharga.
4.    Perasaan takut, cemas, atau khawatir yang berlebihan.
5.    Kurang bisa konsentrasi.
6.    Merasa bahwa kehidu pan ini sangt berat.
7.    Perasaan pesimis menghadapi masa depan.

b.    Gangguan Perilaku
          Gangguan perilaku sebagai indikator masalah kesehatan mental pada peserta didik meliputi beberapa hal berikut:
1.    Mengonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang.
2.    Suka menggangu hak-hak orang lain atau melanggar hukum.
3.    Melakukan sesuatu perbuatan yang dapat mengancam kehidupan yang bersangkutan.
4.    Melakukan diet secara terus menerus atau obsesi untuk memiliki tubuh yang langsing.
5.    Menghindari persahabatan, atau senang hidup meneyndiri.
6.    Sering melamun.
7.    Sering menampilkan perilaku yang kurang baik, atau melakukan kenakalan di sekolah.

2.    Kecemasan neurotik, adalah rasa takut dengan pemikiran bahwa instingnya akan lepas dari kendali dan menyebabkan dia berbuat sesuatu yang bisa membuatnya di hukum. Kecemasan neurotik berkembang berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pada masa kanak-kanak, terkait dengan hukuman dan ancaman dari orangtua maupun orang lain yang mempunyai otoritas, jika dia melakukan perbuatan impulsif.
3.    Kecemasan moral, yaitu rasa takut terhadap suara hati (super ego). Orang-orang yang memiliki super ego yang baik cenderung merasa bersalah atau malu jika mereka berbuat atau berfikir sesuatu yang bertentangan dengan moral. Sama halnya dengan kecemasan neurotik, kecemasan moral juga berkembang berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pada masa kanak-kanak, terkait dengan hukuman dan ancaman dari orangtua maupun orang lain yang mempunyai otoritas, jika dia melakukan perbuatan melanggar norma.
2)        Phobia, yaitu ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya.
3)        Panik, yaitu perasaan bingung atau takut dengan mendadak sehingga tidak dapat berfikir dengan tenang.
4)        Avoidant, suatu kondisi karakteristik dimana individu mengalami hambatan-hambatan sosia, rasa tidak percaya diri, sensitif mengevaluasi diri dan menghindari interaksi sosial.
5)        Dependent, yaitu gangguan kecemasan yang ditandai dengan ketergantuangan seseorang terhadap sesuatu atau orang lain.
6)        Obsesif Kumpulsif, yaitu ganguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran, impuls, gambaran atau gagasan yang berulang dan mengganggu (obsesi) disertai dengan upaya untuk menekan pikiran-pikiran tersebut melalui perilaku fisik atau mental tertentu yang irrasional dan ritualistik (kompulsi).

(i)       Reaksi bertahan, Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
·      Rasionalisasi,  yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya.
·      Represi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan.
·      Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya, seorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa guru membenci dirinya.
·      “Sour graps” (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikan kenyataan. Misalnya seorang siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa mesin ketiknya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.

(ii)     Reaksi menyerang, orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku:
·      Marah secara sadis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar