Dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajat merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak
didik.
Menurut Slameto (2010:2), mengatakan belajar ialah suatu proses usaha
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi, menurut kami belajar ialah suatu proses mencari informasi, ilmu, menggali potensi, yang
dilakukan oleh seseorang tanpa memandang umur serta waktu yang sepanjang hayat,
dan merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang ada di luar individu. Di dalam faktor internal meliputi berbagai aspek
yaitu: pertama, faktor fisiologis
meliputi, keadaan jasmaniah dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia
akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan kelainan-kelainan fungsi alat
inderanya serta tubuhnya. Keadaan siswa yang memiliki kekurangan fisik seperti
cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya itu. Yang kedua faktor psikologis meliputi kecerdasan
siswa, motivasi, minat, sikap, bakat, kebiasaan belajar dan
kemandirian belajar.
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengeatahui rekasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam
belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang
memepengaruhi belajarnya (faktor jasmaniah, psikologi, keluarga sekolah,
masyarakat) memberi pengaruh yang positif, jika siswa memilki inteligensi yang
rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembbaga pendidikan khusus.
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Motivasi merupakan suatu rangsangan agar perilaku seseorang terjadi
dengan arah dan tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian, motif merupakan
doronghan untuk berperilaku sedangkan motivasi mengarahkan perilaku tersebut
sesuai dengan yang dikehendaki. Dorongan atau motif timbul dari dalam diri
individu, sedangkan pengarahan perolaku dapat dilakukanb oleh diri sendiri atau
orang lain.
Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan (Slameto;2010). Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus-menerus disertai dengan rasa senang.
Dan minat juga merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap
orang sehingga minat terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu dapat dimiliki
setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat akan muncul.
Mengembangkan minat terhadapsesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat
bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan
dirinya sendiri sebagai individu.
Sikap dalam proses
belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespons dangan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang,
peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003).
Orang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam
pandangannya, dan ia akan bersikapa negative terhadap objek yang dianggapnya
tidak bernilan dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasarimdan
mendorong kea rah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat
merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
Contohnya seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan
lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Bakat itu mempengaruhi
belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Penting bagi kiota sebagai
calon guru untuk menegtahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di
sekolah yangs esuai dengan bakatnya.
Kemandirian Belajar adalah kondisi aktifitas Belajar yang mandiri tidak
tergantung pada orang lain, memiliki kemauan, inisiatif serta bertanggung jawab
sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian Belajar akan terwujud apabila siswa aktif
mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya
merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga
mau aktif dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya, di
dalam faktor eksternal meliputi berbagai aspek yaitu: pertama lingkungan sosial yang meliputi lingkungan sosial sekolah,
lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga. Yang kedua
lingkungan nonsosial yang meliputi lingkungan alamiah dan faktor instrumental
Tidak ada komentar:
Posting Komentar