Inti
dari tradisi fenomenologi adalah mengamati kehidupan dalam keseharian dalam
suasana yang alamiah.Tradisi memandang manusia secara aktif mengintrepretasikan
pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui
pengalaman personal dan langsung dengan lingkungannya.Titik berat tradisi
fenomenologi adalah Pada bagaimana individu mempersepsi serta memberikan
interpretasi pada pengalaman subyektifnya. Adapun varian dari tradisi
Fenomenologi ini adalah,:
Fenomena
Klasik, percaya pada kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan
pengalaman, artinya hanya mempercayai suatu kebenaran dari sudut pandangnya
tersendiri atau obyektif.
Fenomenologi
Persepsi, percaya pada suatu kebenaran bisa di dapatkan dari sudut pandang yang
berbeda – beda, tidak hanya membatasi fenomenologi pada obyektifitas, atau bisa
dikatakan lebih subyektif.
Fenomenologi Hermeneutik, percaya pada suatu
kebenaran yang di tinjau baik dari aspek obyektifitas maupun subyektifitasnya,
dan juga disertai dengan analisis guna menarik suatu kesimpulan.
2.4. Prinsip Dasar Fenomenologi
Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip
dasar fenomenologis:
a)
Pengetahuan
ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia
ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri.
b)
Makna
benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang.Bagaimana kita
berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita.
c)
Bahasa
merupakan kendaraan makna.Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan
untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar