Positivisme berasal dari kata “positif” yang
berarti factual, yaitu apa yang berdasarkan fakta. Menurut positivisme,
pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta .positivisme seperti empirisme,
mengutamakan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Perbedaan positivisme dengan
empirisme adalah bahasa positivisme tidak menerima sumber pengetahuan melalui pengalaman
batiniah, tetapi hanya mengandalkan fakta-fakta belaka. Positivisme pertama
kali diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857) yang dilahirkan di
Monpellier. Karya utama Auguste Comte yang paling terkenal adalah ‘Course de Philosophie
Positive (Kursus Tentang Filsafat Positive).
Positivisme pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte
(1798-1857) yang dilahirkan di Monpellier. Karya utama Auguste Comte yang
paling terkenal adalah ‘Course de
Philosophie Positive (Kursus Tentang Filsafat Positive) .Selain itu karyanya
yang pantas disebutkan disini ialah DiscourL’esprit Positive (1844) yang artinya pembicaraan tentang jiwa positif.
Dalam karya inilah Comte menguraikan secara singkat pendapat-pendapat positivis,
hokum tiga stadia, klasifikasi ilmu-ilmu pengetahuan dan bagan mengenai tatanan
dan kemajuan. (Juhaya S. Pradja, 2000 : 89)
Positivisme berasal dari kata
“positif”. Kata “positif” disini sama artinya dengan factual, yaitu, yaitu apa
yang berdasarkan fakta-fakta. Menurut positivisme, pengerahuan kita tidak boleh
melebihi fakta-fakta. Dengan demikian, ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa
dalam bidang pengetahuan. Kemudian filsafat pun harus meneladani contoh itu. Oleh
karena itu pula lah, positivism menolak cabang filsafat metafisika. Menanyakan
“hakikat” benda-benda atau “penyebab yang sebenarnya”. Bagi positivisme,
tidaklah mempunyai apa-apa. Ilmu pengetahuan, termasuk juga filsafat, hanya menyelidiki
fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta. Tugas khusus filsafat
ialah mengoordinasikan ilmu-ilmu pengetahuan yang beragam coraknya. Tentu saja,
maksud positivisme berkaitan erat dengan apa yang dicita-citakan oleh
empirisme. Positivisme pun mengutamakan pengalaman.
Hanya saja, berbeda dengan empirisme Inggris yang menerima pengalaman batiniah atau
subjektif sebagai sumber pengetahuan. Positivism tidak menerima sumber pengetahuan melalui pengalaman
batiniah tersebut hanyalah mengandalkan fakta-fakta belaka. (Juhaya S. Pradja, 2000
: 89)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar