Sabtu, 17 Desember 2016

Positivisme



Positivisme berasal dari kata “positif” yang berarti factual, yaitu apa yang berdasarkan fakta. Menurut positivisme, pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta .positivisme seperti empirisme, mengutamakan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Perbedaan positivisme dengan empirisme adalah bahasa positivisme tidak menerima sumber pengetahuan melalui pengalaman batiniah, tetapi hanya mengandalkan fakta-fakta belaka. Positivisme pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857) yang dilahirkan di Monpellier. Karya utama Auguste Comte yang paling  terkenal adalah ‘Course de Philosophie Positive (Kursus Tentang Filsafat Positive).
Positivisme pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857) yang dilahirkan di Monpellier. Karya utama Auguste Comte yang paling  terkenal adalah ‘Course de Philosophie Positive (Kursus Tentang Filsafat Positive) .Selain itu karyanya yang pantas disebutkan disini ialah DiscourL’esprit Positive  (1844) yang artinya pembicaraan tentang jiwa positif. Dalam karya inilah Comte menguraikan secara singkat pendapat-pendapat positivis, hokum tiga stadia, klasifikasi ilmu-ilmu pengetahuan dan bagan mengenai tatanan dan kemajuan. (Juhaya S. Pradja, 2000 : 89)
Positivisme berasal dari kata “positif”. Kata “positif” disini sama artinya dengan factual, yaitu, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Menurut positivisme, pengerahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta. Dengan demikian, ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan. Kemudian filsafat pun harus meneladani contoh itu. Oleh karena itu pula lah, positivism menolak cabang filsafat metafisika. Menanyakan “hakikat” benda-benda atau “penyebab yang sebenarnya”. Bagi positivisme, tidaklah mempunyai apa-apa. Ilmu pengetahuan, termasuk juga filsafat, hanya menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta. Tugas khusus filsafat ialah mengoordinasikan ilmu-ilmu pengetahuan yang beragam coraknya. Tentu saja, maksud positivisme berkaitan erat dengan apa yang dicita-citakan oleh empirisme. Positivisme  pun mengutamakan pengalaman. Hanya saja, berbeda dengan empirisme Inggris yang menerima pengalaman batiniah atau subjektif sebagai sumber pengetahuan. Positivism  tidak menerima sumber pengetahuan melalui pengalaman batiniah tersebut hanyalah mengandalkan fakta-fakta belaka. (Juhaya S. Pradja, 2000 : 89)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar